RANCAH POST – Polri kini masih menyelidiki kasus soal UN bocor secara online untuk tingkat SMA beberapa waktu lalu. Tim Cyber Crime pun merekrut hacker Indonesia untuk menelusuri pelaku pembocor soal ujian nasional berbasis komputer tersebut.
Irjen Pol Anton Charliyan selaku Kadiv Humas Mabes Polri ungkap, “Kami minta (hacker) untuk menjelaskan bagaimana caranya mengusut kasus ini, karena sampai saat ini belum ada titik terang. Kalau dugaan sudah ada, namun harus membutuhkan bukti,” Minggu (03/05/2015).
Selain merekrut hacker, lanjut Anton, Mabes Polri juga menjalin kerjasama dengan Google. Dikarenakan, pelaku soal UN bocor tersebut menggunakan Google Drive sebagai media untuk menyimpan soal-soal tersebut.
Anton tambahkan, “Kami saat ini masih mengecek karena mesinnya kan di Amerika Serikat. Kalau di Indonesia mungkin sudah kita modifikasi sejak kemarin. Makanya perlu proses dan meminta kepada google untuk membuka fasilitas itu.”
Anton mengaku, mengusut kasus-kasus kejahatan dunia maya memang sangat sulit, walau Polri dan setiap daerah memiliki Tim Cyber Crime tersendiri. Menurutnya, melacak pelaku kejahatan dunia maya ibaratkan mencari jarum dalam tumpukan jerami.
Anton ungkap, “Termasuk kasus prostitusi online. Kami juga bekerjasama dengan kementerian untuk melakukan penyelidikan. Karena yang berhak menutup itu mereka. Penegakan hukum akan terjadi pasca mendapat informasi dari mereka.”
Anton menjelskan, sejauh ini memang belum ada penetapan tersangka dalam kasus soal UN bocor. Pihaknya kini bau sebatas mengamankan dan meminta keterangan kepada seseorang yang berkaitan dalam kasus ini.