RANCAH POST – Seperti diketahui, wacana ibukota Indonesia pindah dari Jakarta ke daerah lain bukanlah isu yang baru. Wacana ini sudah mulai ada sejak masa pemerintahan Presiden Sukarno, saat itu, Palangkaraya (Kalimantan Tengah) dinilai paling cocok menjadi ibu kota negara pengganti Jakarta.
Wacana tersebut terus berlanjut, pada masa pemerintahan Presiden SBY, beliau juga meluncurkan wacana ibukota Indonesia pindah, namun tidak terealisasi. Kini, ketika pemerintahan Jokowi-JK kembali mencuat kepermukaan wacana tersebut.
Andrinof Chaniago selaku Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional mengatakan, pemerintah kini tengah mempersiapkan pemindahan ibukota negara. Pemerintah menyebut Pulau Kalimantan masih layak untuk dijadikan Ibukota Indonesia yang baru.
Namun, pemerintah tidak lagi melirik Palangkaraya sebagai calon ibukota Indonesia selanjutnya. Kota tersebut dinilai sudah tidak layak lagi karena daya dukung lahan sudah tidak memadai. Meski Palangkaraya memiliki wilayah yang cukup luas yakni 2.679 km persegi, atau 4 kali lebih luas dibanding Jakarta (740,3 km persegi), lahan layak huni masih sangatlah kecil dan rawan terjadi banjir dalam pengelolaannya tidak benar.
Andrinof menambahkan 2 kota lain di Kalimantan Tengah, yakni Sampit (ibu kota Kab. Kotawaringin Timur) dan Pangkalan Bun (ibu kota Kab. Kotawaringin Barat) menjadi wilayah yang cocok untuk dijadikan ibu kota Indonesia yang baru. Dengan alasan, jaraknya yang lebih dekat dari Pulau Jawa sehingga tidak akan sulit untuk menjaga koordinasi. Andrinof menyebut Kementrian PPN/Bappenas sedang membuat cetak biru untuk pemindahan ibukota negara tersebut.