RANCAH POST – Berita Terkini, Pembantaian kantor majalah Charlie Hebdo di Paris, Prancis dilakukan oleh 3 pria bersenjata otomatis dan tewaskan 12 orang. Majalah kontroversial ini memang sudah menjadi target ancaman sejak mempublikasikan kartun karikatur Nabi Muhammad, 8 tahun silam.
Menurut AFP, Kamis (08/01/2015) Majalah Charlie Hebdo ini memulai debutnya pada tahun 1970 terinspirasi dari karakter komik Amerika, yaitu Charlie Brown. Visi majalah Charlie Hebdo dari awal memang bertujuan untuk mengejek selebriti, agama dan pemimpin politik.
Visi majalah Charlie Hebdo ini tak pernah berubah sedikitpun meski ancaman terus berdatangan kepada mereka. Majalah kontroversial ini naik daun secara mendadak pada bulan Februari 2006 lalu. Saat itu mereka mencetak ulang kartun karikatur Nabi Muhammad dari koran Denmark Jyllands-Posten.
Ini menyebabkan amarah dari negara-negara berbasis Islam. Berbagai ancaman menjadi serius sejak karikatur Nabi Muhammad diluncurkan.
Richard Malka selaku Pengacara Majalah Charlie Hebdo ungkap, “Kami berdiri di bawah ancaman selama 8 tahun. Memang ada perlindungan. Namun tak ada yang bisa dilakukan terhadap orang yang tiba-tiba datang dengan senjata Kalashnikov.”
Sejarah menulis, Kantor majalah Charlie Hebdo pernah dihancurkan oleh serangan bom pada bulan November 2011 silam, ketika meluncurkan kartun karikatur Nabi Muhammad dengan tajuk Charia Hebdo. Namun tak ada korban dalam peristiwa tersebut.
Edisi majalah Charlie Hebdo hari ini menampilkan kartun penulis kontroversial Prancis Michel Houellebecq. Penulis ini meluncurkan sebuah buku menggambarkan Perancis pada masa mendatang di bawah kepemimpinan Islam.
Tweet teranyar akun resmi Charlie Hebdo adalah kartun kontroversial pemimpin kelompok ISIS Abu Bakr al-Baghdadi. Pada gambar tersebut terlihat al-Baghdadi ingin kesehatan yang baik.
Pembantaian kantor majalah Charlie Hebdo terjadi ketika rapat editorial. Pimpinan redaksi Stephane Charbonnier dan 3 orang stafnya tewas bersama 12 orang korban penembakan ini.
Francois Hollande selaku Presiden Prancis langsung terjun menuju lokasi penembakan. Sejumlah petinggi Eropa seperti Kanselir Jerman Angela Merkel dan PM Inggris David Cameron juga langsung bereaksi keras. Terlebih Barrack Obama telah menawarkan dukungan kepada Prancis untuk menjerat pelaku.