RANCAH POST – Jika anda berfikir bahwa kacamata pintar Google Glass tidaklah berguna sama sekali. Maka anda tampaknya harus berfikir ulang. Karena menurut sang penari muda bernama Benjamin Yonattan, kacamata canggih tersebut merupakan penyelamat mimpinya, sekaligus penyelamat hidupnya.
Seperti dilansir laman the International Business Times (24/11/2014), sang penari balet berusia 13 tahun asal Kalamazoo, Mich. ini tentunya punya alasan tersendiri mengapa ia menganggap Google Glass sebagai penyelamat. Sejak usia lima tahun, Yonattan sudah mulai belajar menari. Dan dunia tari sudah menjadi jalan hidupnya sejak saat itu. Segalanya ia curahkan untuk tari.
Namuns sayang, beberapa tahun kemudian, ia mulai menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan matanya, hingga tahun lalu, dokter mendiagnosa bahwa Yonattan mengidap ‘retinal dystrophy.‘ Sebuah penyakit yang menyebabkan matanya hanya bisa melihat selebat 4 derajat saja. Dengan kata lain, ia sama saja dengan buta.
“Hanya dalam beberapa bulan saja, jarak pandangnya mengecil hingga 4 derajat. Hal itu seperti jika kita melihat melalui sedotan. Sejak itu, dunianya jadi tertutup.” Ungkap sang ibunda, Erin Brown Conroy kepada WWMT.
Hingga suatu malam, tanpa sengaja Yonattan mengambil sebuah foto dari iPhone ibunya. Ia kemudian mencoba untuk melihat foto itu dan betapa terkejutnya, Dunianya mulai kembali terbuka.
“Setelah saya mencoba melihatnya, luar biasa, saya bisa melihat begitu banyak hal,” ungkap Yonattan.
“Anda dapat mengambil gambar melalui iPhone, kemudian menyusutkannya kedalam ukuran yang sangat kecil, dengan detail yang luar biasa. itulah yang menyebabkan Ben dapat melihat melalui iPhone” tutur Conroy, yang mendapatkan gelar Master untuk rehabilitasi kebutaan di Western Michigan University sekitar sepuluh tahun lalu.
Kemudian hadirlah Google Glass. Kacamata pintar yang memperluas harapan dan pandangan Ben. Pihak keluarga Ben kemudian menghimpun dana hingga lebih dari $1600 di GoFoundMe, untuk membeli kacamata tersebut.
Setelah dicoba, luar biasa, Google Glass mampu memperluas pandangan Ben. “Ketika memakainya (Google Glass), aku dapat melihat hingga 7 orang sekaligus, tapi ketika aku lepas, hanya ada satu orang yang bisa kulihat,” ujar Ben senang.
Ben sendiri mungkin merupakan satu-satunya orang di dunia, yang dapat penglihatannya dapat dibantu oleh Google Glass. Hingga kini, pihak dokter sendiri masih belum yakin, apakan penggunaan Google Glass ini akan memperburuk kondisi Ben atau tidak kedepannya. Namun yang pasti, Ben tidak mau menyerah, ia bahkan kini bercita-cita untuk bisa menjadi seorang koreografer tari. “Selama aku bisa menari, aku pasti bahagia.” Tutur Ben penuh semangat. “Kau harus percaya pada dirimu sendiri. Dan kau tak boleh berhenti,” tambahnya.