RANCAH POST – Musni Umar yang merupakan seorang Sosiolog memantau perang argumen para pendukung capres di media sosial menjadikan masyarakat terpecah belah. Itu sangat bertolak belakang dengan karakter masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat yang saling menghargai dan menghormati serta tenggang rasa terhadap lainnya.
“Ini sudah keluar dari watak Indonesia. Budaya Indonesia yang santun, halus dan sangat menghormati orang lain. Justru di era demokrasi malah tidak ada budaya itu,” ujar Musni, Selasa (15/7/2014).
Fenomena perang di media sosial, kata Musni, kebanyakan dilakukan oleh kelas menengah dan relatif terpelajar. Terlihat bagaimana mereka mengerti menjalankan sebuah program media sosial.
“Yang melakukan itu kelas menengah dan terpelajar. Rata-rata pendidikan SMA dan Sarjana. Kalau orang menengah kebawah mana mengerti dengan media sosial,” jelas Musni.
Musni menyayangkan, pendukung yang berperang juga kebanyakan dari usia muda yang memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin bangsa kedepannya.
“Bagaimana nasib bangsa kalau dipimpin oleh orang-orang seperti mereka. Yang sudah tidak menjunjung budaya santun Indonesia,” ucapnya.