RANCAH POST – Salah satu Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, yaitu Fahri Hamzah, tidak merasa telah menghina Capres Joko Widodo meskipun ia berkicau di twitter dengan kata “sinting” untuk Capres nomor dua itu, ia berpendapat kata itu merupakan kritik dan bukan penghinaan.
“Itu kan kritik kepada janji, tidak ada hubungannya dengan menghina. Itu kritik kepada janji. Saya mengkritik orang yang berjanji berkali-kali, janjinya itu tidak ditepati. Sekarang dia berjanji lagi. Itu kontennya,” kata Fahri di Jakarta, Senin (30/6/2014) malam.
Menurut Fahri, banyak orang telah salah menginterpretasikan apa yang dia kicaukan di jejaring sosial sepanjang 140 karakter itu.
“Twitter sebagai sebuah naskah, kita harus baca titik komanya di mana. Anda lihat setelah titik, saya bilang sinting. Kritik kepada janjinya. Bahaya kalau janji terus tidak ditepati,” ujarnya.
Fahri mengatakan, sebagai seorang Muslim, dia tidak pernah berniat menghina orang lain, termasuk lawan politiknya.
“Karena menghina manusia itu berdosa secara langsung kepada yang menciptakannya. Saya mengkritik, saya menghantam siapa saja. Ada ide yang saya kritik dari seorang yang akan menjadi presiden. Saya tidak mungkin menghina manusia,” ujarnya.
Tweet yang dianggap menghina itu ditulis Fahri pada Kamis (27/6/2014). Melalui akun Twitter @fahrihamzah, politisi Partai Keadilan Sejahtera itu menulis, “Jokowi janji 1 Muharam hari santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!”
Akibat tweet-nya itu, Fahri telah dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu oleh Tim Advokasi Pemenangan Jokowi-JK. Bawaslu menerima laporan itu dan menyatakan akan memanggil Fahri secepatnya. “Saya siap dong,” jawab Fahri ketika ditanya soal rencana pemanggilan oleh Bawaslu itu.