RANCAH POST – Sadar bahwa aplikasi messenger sedang menjadi favorit para penguna iOS saat ini, Apple memutuskaan untuk merombak habis aplikasi messenger miliknya. Tujuannya tidak lain adalah agar dapat bersaing dengan pemain besar di bidang instan messenger lainnya.
Di ajang Apple WWDC 2014, Apple dengan sistem operasi terbarunya, iOS 8 memberikan upgrade terbesar dalam hal layanan messaging. Apple mencoba menambahkan fitur-fitur penting baru yang selama ini dimiliki oleh layanan messaging lain, seperti WhatsApp, Snapchat, dan Facebook Messenger.
Layanan pesan di dalam iOS 8 kini memiliki sejumlah fitur-fitur layanan pesan instan lain, seperti mengirim voie message dalam WhatsApp, atau mengirim video yang bisa kadaluarsa kecuali memilih untuk menyimpannya, seperti fitur Snapchat.
Di samping itu, layanan Messages di iOS 8 juga menyerupai Facebook Messenger, di mana pengguna bisa menambahkan teman dalam sebuah grup, dan menghapusnya dengan mudah.
Pengguna Messages juga bisa berbagi lokasi dengan teman-temannya, layaknya jejaring sosial Path, serta melihat serangkaian foto yang dibagi dengan teman dalam suatu chat.
Bukan hanya fitur-fiturnya saja yang dicoba ditiru oleh Apple, namun antarmuka dan pengalaman penggunaannya juga. Seperti dalam berkirim video, pengguna cukup menekan dan menahan tombol rekaman lalu menggeser jari ke tombol lain untuk mengirimnya, mirip dalam Snapchat.
Sementara untuk mengirim voice memo, pengguna cukup menekan dan menahan tombol mikrofon, layaknya menggunakan WhatsApp.
Fitur lain yang cukup revolusioner yang ditambahkan Apple dalam Messages di iOS 8 adalah kemampuan mendengarkan pesan suara tanpa harus membuka layar kunci.
Pengguna kini cukup hanya mengangkat smartphone ke telinga, dan pesan suara akan diputar secara otomatis. Pengguna juga bisa langsung membalasnya tanpa mengalihkan perhatian. Fitur tersebut sangat membantu saat pengguna sedang menyetir mobil dan sebagainya.
Menurut The Verge (2/6/2014), keputusan Apple untuk menghadirkan sejumlah fitur dan antarmuka yang menyerupai pesaingnya itu adalah upaya mereka untuk menunjukkan bahwa bukan hanya fitur saja yang menentukan kesuksesan suatu aplikasi.
Selain itu, dengan menambahkan sejumlah fitur yang dimiliki oleh para pesaingnya, nampaknya Apple mencoba mengubah paradigmanya tentang fitur messaging dalam perangkatnya, yang selama ini terkesan stagnan semenjak diluncurkannya iPhone di tahun 2007.
Namun Apple juga searusnya sadar, bahwa industri pesan instan sudah menjadi komoditi saat ini, sehingga akan sulit jika hanya bergerak di satu platform saja. Dan aplikasi iMessages milik Apple juga saat ini hanya berfungsi di produk-produk miliknya saja.
Dengan begitu, Apple tampaknya akan sangat kesulitan mengingat banyaknya lawan yang harus ia hadapi seperti sebut saja WhatsApp, Path atau Snapchat, yang akan berjalan di setiap handset tak perduli apa platformnya. Dapatkah Apple bersaing dengan hanya berada di iDevices saja, atau ia juga akan membuka diri ke platform lain? Entah.