RANCAH POST – Sebelumnya beredar luas hasil wawancara Jusuf Kalla (JK) di Youtube yang menyanksikan kapasitas kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi). Bahkan, JK menyebut negara akan hancur bila dipimpin Jokowi. Petikan wawancara tersebut muncul saat Jokowi baru terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta dan digadang-gadang bakal menjadi calon presiden.
Hal senada juga diungkapkan mantan Wakil Gubernur DKI, Prijanto. Dia mengaku sebelumnya sangat dekat dengan Jokowi.
“Dengan mata, telinga dan mulut saya sendiri, saya memiliki beberapa catatan terhadap Jokowi. Catatan ini penting saya sampaikan agar publik mengerti dan tidak salah dalam memilih calon presiden,” jelas dia kepada wartawan, Jakarta, Selasa (27/5/2014).
Pertama, kata Prijanto, patut diduga Jokowi tidak peka terhadap tindak korupsi. Prijanto mendapat kesan, Jokowi membiarkan dan melindungi tindak korupsi. “Kasus korupsi bus Transjakarta itu hanya salah satu contohnya saja,” terangnya.
Kedua, kata dia, Jokowi memimpin DK Jakarta seperti tanpa arah dan tujuan. “Suatu ketika saya pernah sampaikan pentingnya RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), tapi dijawabnya tidak penting,” imbuhnya.
“Ketiga, banyak Kadis yang mengeluhkan kepada saya. Mereka bingung harus melakukan apa. Setiap mereka memaparkan sesuatu, Jokowi tidak pernah memberikan keputusan, petunjuk atau arahan kerja. Tetapi malah ingin cepat-cepat keluar,” imbuhnya.
Keempat, lanjut dia, banyak staf atau karyawan Jokowi yang menyampaikan tentang kebingungannya mengenai kepemimpinan Jokowi. “Mereka heran, ini gubernur aneh. Di luar banyak dipuji karena dianggap dekat dengan rakyat tapi dengan bawahan sendiri tidak dekat,” tegas dia.
Kelima, menurut dia, Jokowi bukan tipe pemimpin bertanggung jawab. “Saya pernah bertanya, mengapa PT. MRT banyak dikendalikan oleh orang Ahok? Jokowi dengan santai menjawab, biarin. Kalau MRT gagal yang salah Wagub, tapi kalau MRT berhasil yang dikenang Gubernur,” katanya.
“Keenam, Jokowi tidak paham dengan baik persoalan administrasi. Banyak berkas menumpuk belum ditanda tangani sehingga beberapa hal tersendat. Sebaliknya, kalau terkait pencitraan diri, Jokowi cepat sekali bertindak. Blusukan atau pendirian stadion di atas taman BMW yang masih bermasalah itu contohnya. Jokowi seperti tidak sabar ingin meletakkan batu pertama agar dikenang sebagai Gubernur yang peduli pada rakyat,” tambahnya.
Sebelumnya, keduanya dekat, bahkan saat pencalonan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta, Prijanto kerap dimintai masukan tentang kondisi Jakarta. Namun, hubungan keduanya mulai renggang karena perbedaan prinsip terkait korupsi taman BMW.