RANCAH POST – Spekulasi terus bermunculan terkait menghilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370. Tim pencari membuat pernyataan mengejutkan bahwa pesawat itu melakukan manuver bak berputar arah seperti jet tempur untuk menghindari radar.
“Manuver drastis menyebabkan pesawat berbelok arah dengan cepat dari ketinggian 45 ribu kaki hingga di bawah lima ribu kaki. Hal ini dipercaya bahwa dilakukan dengan sengaja karena ingin sengaja menghilang,” ujar seorang penyelidik, Senin (14/4/2014).
Pesawat yang hilang pada 8 Maret 2014 lalu, diyakini naik hingga 10 ribu lebih tinggi dari ketinggian normal sekira 35 ribu kaki. Itu terjadi setelah beberapa saat pesawat kehilangan kontak dengan pihak menara pengawas bandara.
Ketika proses pencarian masih terus berlangsung di Samudera Hindia, penyelidik militer Malaysia mempercayai bahwa pesawat melakukan manuver untuk menghindari deteksi radar.
“Pesawat diterbangkan dalam ketinggian yang amat rendah namun kecepatan tinggi. Pesawat diterbangkan untuk menghindari radar,” tutur seorang sumber yang mengikuti proses penyelidikan.
Sebelumnya dilaporkan pula bahwa ko-pilot dari pesawat Malaysia Airlines MH370 Fariq Abdul Hamid melakukan sambungan telefon sebelum pesawat dilaporkan hilang. sambungan telefon itu terjadi ketika pesawat dilaporkan terbang rendah di dekat wilayah penang.
Namun hal ini dibantah oleh pejabat sementara Menteri Transportasi Datuk Seri Hishammuddin Hussein. Dirinya menegaskan, dia seharusnya akan menyadari hal tersebut sebelumnya, jika klaim itu memang benar.
Hishammuddin menegaskan tidak untuk mengkonfirmasi apa-apa tanpa pembuktian atau verifikasi sejak awal ketika penerbangan MH370 dilaporkan hilang. Dia juga mengatakan klaim itu tidak bertanggung jawab serta mengambil kesempatan untuk membuat laporan tak berdasar.
Tim pencari, sambung Hishammuddin, telah menerima berbagai indikator di Laut China Selatan, melalui citra satelit oleh China, klaim penemuan jaket keselamatan dan tumpahan minyak dari kapal, yang membuat pencarian dan penyelamatan diperluas ke Laut China Selatan, Laut Andaman, dan sekarang di selatan Samudera Hindia.
Pesawat Boeing 777-200ER milik Malaysia Airlines dilaporkan jatuh pada 8 Maret 2014 lalu. Pesawat membawa 239 penumpang ketika dinyatakan hilang usai lepas landas dari Kuala Lumpur dengan tujuan Beijing, China.