RANCAH POST – Beberapa orang di kalangan pemerintahan mencoba mendinginkan ketegangan hubungan Indonesia-Singapura. Hubungan kedua negara bergejolak berawal dari penamaan KRI Usman Harun.
Setelah keterangan keluar dari Menhan, Menkopulhukam serta Panglima TNI, kali ini giliran Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa angkat bicara.
“Tidak ada niat buruk, tidak ada niat menyakiti, dan tidak ada kedengkian. Kami ingin memastikan adanya rasa saling menghormati satu sama lain dan kami berdua bisa bergerak maju,” ujar Marty, Rabu (12/2/2014).
Pada minggu lalu, Menteri Luar Negeri Singapura K Shanmugam menyatakan keprihatinannya soal penamaan Usman Harun langsung kepada Marty. Menurut Shanmugam, pemilihan nama tersebut dapat membuka luka lama dari keluarga korban pengeboman yang dilakukan oleh kedua marinir tersebut.
Mengenai hal itu Marty menyebut, dalam perspektif Indonesia kasus kedua marinir itu telah ditutup 40 tahun lalu.
“Kesan atau pandangan mengenai masalah itu tidak lagi hal yang sangat sensitif. Tapi jelas masih ada dari sisi Singapura,” ucap Marty.
Namun Marty memastikan,keprihatinan dari Singapura telah didaftarkan. Indonesia pun sangat menyadari hal tersebut.
“Episode akhir-akhir ini mengingatkan kita bahwa hubungan (dengan Singapura) terjalin dengan sangat kuat dan sangat dekat. Kita perlu untuk terus memelihara hubungan ini dan memastikan tidak ada penumpukan (masalah) tidak diinginkan yang muncul dari keputusan yang dibuat dari sisi mana pun,” tegas Marty.