RANCAH POST – Gas elpiji 12 kilogram di Tasikmalaya lambat laun mulai pulih sesudah penurunan harga yang dikeluarkan Pemerintah Pusat per Selasa (7/1/2014). Namun, sejumlah agen mengaku rugi hingga puluhan juta karena stok barang yang dibeli dengan harga tinggi harus dijual dengan harga baru yang ditetapkan pemerintah.
“Kemarin masih tersisa sekitar 452 tabung yang dibeli saat harga tinggi. Dengan harga baru dari pemerintah, artinya saya merugi sampai belasan juta,” ujar Manajer Operasional PT Nina Herlina Utama, Iyos Sutejo.
Harga baru elpiji 12 kg yang berlaku di Kota Tasikmalaya yaitu Rp 92.300/tabung dari sebelumnya Rp 126.000/tabung. Iyos mengaku tak menikmati keuntungan saat harga elpiji dinaikkan dari kisaran Rp 70.000 pada Desember 2013, menjadi kisaran Rp 120.000 pada Januari 2014. “Dengan harga kisaran Rp 70.000, saat itu elpiji 12 kg masih diburu pelanggan sehingga setiap hari 532 tabung selalu habis,” ujarnya.
Menyinggung permintaan dari pangkalan, Supervisor perusahaan tersebut, Yadi Ismanto, mengatakan, meski belum sepenuhnya pulih, sudah mulai terjadi peningkatan permintaan. Hingga siang kemarinkata dia, sudah empat mobil yang mengangkut elpiji ke pangkalan.
“Saat harga tinggi, motor pengangkut yang biasa membawa 55 tabung, paling hanya berkurang 27-30 tabung saja,” katanya.
Yadi mengatakan belum pulihnya permintaan secara total kemungkinan disebabkan masih belum tersebarnya informasi kepada masyarakat. Namun, lanjut dia, bisa jadi karena masyarakat yang telah beralih ke elpiji subsidi 3 kilogram sedang menghitung-hitung keuntungan dan kerugiannya.
Ketua Hiswana Migas Priangan Timur, Wawan Ugan, membenarkan mulai pulihnya permintaan terhadap elpiji 12 kg meski belum signifikan. Permintaan per hari elpiji 12 kg di Priangan Timur saat harga tinggi sempat anjlok hingga 50 persen dari permintaan normal.
Pada saat harga normal, permintaan tersebut mencapai sekitar 2.000 tabung atau 20 persen dari elpiji 3 kg.
“Untuk sekarang dengan harga baru, kami belum menghitung total permintaan mengingat baru hari ini kebijakan harga baru diberlakukan,” katanya.
”Pertamina sempat mengurangi pengiriman saat harga tinggi. Namun, dengan mulai pulihnya permintaan, kita menjamin persediaan tetap aman,” ujar Wawan menambahkan.(Kabar Priangan)