RANCAH POST – Jejaring sosial LinkedIn harus mengalami kejadian tak mengenakkan dengan penggunanya. Jejaring profesional itu dituduh menggunakan identitas penggunanya untuk memasarkan situs tersebut kepada non-pengguna, tanpa persetujuan.
Seperti RANCAH POST kutip dari Mashable, Sabtu (21/9/2013), LinkedIn diduga meretas akun email eksternal pengguna dan mengunduh alamat kontak yang ada didalamnya. Para pengguna yang mengeluh telah membuat sebuah gugatan kelompok dan meminta hakim federal di California menghalangi LinkedIn mengulangi tindakan serupa.
Gugatan yang diajukan pada Selasa (17/9) itu, juga memaksa LinkedIn mengembalikan semua pendapatan yang dihasilkan dari penggunaan identitas mereka.
“Situs LinkedIn sendiri berisi ratusan keluhan mengenai praktek ini,” keluh para pengguna. Mereka juga ingin mendapatkan ganti rugi.
Adapun juru bicara LinkedIn, Julie Inouye, belum bisa dihubungi untuk mengomentari gugatan dari para pengguna. Kasus ini terdaftar di Pengadilan Distrik AS, Northern District of California.