RANCAH POST – Twitter akan perkenalkan strategi iklan terbaru untuk pasar Amerika Serikat (AS). Pengiklan akan bisa menggunakan database pengguna Twitter dan mengirim tweet bersponsor kepada orang yang menunjukkan minat terhadap berbagai brand tertentu.
Tweet bersponsor akan ditentukan oleh data online pengguna, seperti frekuensi kunjungan website dan daftar email berlangganan. Pengiklan akan mengunggah cookie website ke platform iklan Twitter, yang kemudian data yang ada akan disesuaikan dengan alamat email Twitter untuk menemukan ketertarikan pengguna.
Jika proyek percontohan di AS berhasil, perubahan itu diprediksi bisa meningkatkan pendapatan iklan Twitter, yang ditentukan oleh jumlah klik iklan tanpa menambah jumlah iklan yang ditampilan kepada pengguna.
“Pengguna tidak ingin melihat iklan yang lebih banyak di Twitter, tapi mereka mungkin ingin melihat yang lebih baik,” jelas Direktur Senior Pendapatan Produk Twitter Kevin Weil, seperti dikutip dari Telegraph, Jumat (5/7/2013).
Skema kerja iklan itu, kata Weil, misalnya diterapkan oleh toko bunga kecil yang mengiklankan tentang hari Valentine kepada orang-orang yang mengakses website toko mereka. “Untuk menyampaikan penawaran khusus kepada orang-orang yang juga ada di Twitter, toko itu mungkin dapat berbagi alamat email yang tidak terbaca, atau informasi yang berhubungan dengan browser (ID cookie browser). Kami kemudian mencocokkan informasi tersebut dengan akun yang ada untuk memperlihatkan kepada mereka Promoted Tweet mengenai penawaran hari Valentine,” jelasnya.
Twitter menekankan pihaknya tidak akan memberikan informasi tambahan pengguna kepada pengiklan dan akan memberikan pengguna kesempatan untuk tidak menerima tweet bersponsor dengan menghapus tanda centang dalam kolom “promoted content” di pengaturan akun.
Menurut perusahaan riset, eMarketer, Twitter diprediksi akan mendapatkan pendapatan iklan sebesar USD582 juta pada tahun ini. Lalu pada 2014 diperkirakan akan semakin meningkat menjadi USD950 juta dan USD1,3 miliar pada 2015.