RANCAH POST – Upaya Pemkot Banjar mendorong perkembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) khususnya di bidang produksi makanan ringan terus dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Selain untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, hal ini juga bertujuan untuk mencari dan mendorong lahirnya makanan khas Kota Banjar.
Kota Banjar memang belum memiliki jenis makanan yang sekiranya bisa menjadi ciri khas atau ikon daerah. “Berbagai program pendampingan, pelatihan, bantuan sarana produksi sampai bantuan pemasaran selama ini telah dan terus kami lakukan untuk kemajuan UKM di Kota Banjar,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan KOta Banjar, Dedi Sunardi.
Salah satu jenis makanan yang sedang “booming” di Kota Banjar saat ini adalah kacang umpet. Makanan ringan berbahan dasar kacang dan terigu ini, sedang didorong produksinya agar bisa berkembang dan muncul menjadi makanan khas Kota Banjar. “Rasanya yang renyah dan gurih, membuat kacang umpet cukup laku di pasaran. Makanya kami berusaha untuk memberikan bantuan agar produksi makanan yang satu ini bisa berkembang,” kata Dedi. Namun demikian dia juga mengakui bahwa untuk bisa menembus ketatnya persaingan usaha dan meningkatkan kapasitas produksi, banyak kendala yang dihadapi. Dia menyebutkan, salah satu contohnya adalah upaya agar produk ini mendapatkan izin atau sertifikasi dari Departemen Kesehatan. “Untuk mendapatkannya perlu memenuhi beberapa ketentuan, misalnya tempat produksi harus berada terpisah dengan tempat tinggal. Karena produk ini masih skala kecil dan masih berskala rumahan, tentu saja sulit untuk memenuhi ketentuan itu. Ya, kalau sertifikat halal mudah dan sudah kita fasilitasi,” kata Dedi.
Selain itu kendala lain adalah rendahnya penerapan teknologi dalam pembuatan makanan tersebut. “Kemasannya sudah dibuat hygienis dan semenarik mungkin, tapi karena belum tersentuh teknologi, makanan itu masih meninggalkan sisa minyak di kemasan, sehingga cukup mengganggu penampilan. Nah hal-hal semacam itulah yang masih kami upayakan sambil melihat perkembangan usaha ini,” kata Dedi.
Sementara itu Ny. Yuniah salah seorang produsen kacang umpet bermerk “Dahlia”, mengatakan saat ini permintaan pasar terhadap produk cemilan yang satu ini cukup lumayan. “Alhamdulillah, setidaknya usaha kami masih bisa berjalan,” ujar ibu warga Desa Karangpanimbal Kecamatan Purwaharja ini. Dia juga mengakui sejauh ini intervensi yang dilakukan pemerintah cukup membantu usahanya. “Produk ini pernah dipromosikan oleh Pemerintah ke Balikpapan dalam sebuah acara pameran. Ternyata responnya bagus, banyak yang pesan,” kata Yuniah seraya mengatakan dirinya tak hanya fokus memasarkan produk di Banjar saja melainkan mulai merambah ke kota-kota tetangga.
Dia juga membenarkan bahwa untuk menembus pasar modern, dirinya masih terkendala oleh aturan standar yang digariskan pemerintah. “Tapi tak apalah, bertahap saja,” ujarnya.