RANCAH POST – Baru-baru ini Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) mengungkapkan bahwa situs pemerintah berakhiran go.id masih menjadi primadona bagi kalangan para peretas untuk melakukan serangan cyber kepada situs pemerintah tersebut.
“Karena bila sudah meretas situs penting pemerintahan, merupakan kepuasan tersendiri bagi hacker karena dianggap telah berprestasi,” ujar Ketua ID-SIRTII, Rudi Lumanto kepada merdeka.com, Selasa (28/5).
Menurut dia, sepanjang tahun lalu, serangan terhadap web (website defacement) mencapai 700 kasus yang mana kasus tertinggi ditemukan pada masa-masa liburan, yaitu Juni, Juli, dan Agustus.
Adapun untuk bulan ini saja, ID-SIRTII mencatat serangan ke web mencapai 846 kasus, menurun dibandingkan bulan lalu yang mencapai 872 kasus.
“Kesadaran melapor dari korban sangat rendah, bahkan dari total insiden tahun lalu, yang melaporkan di bawah 50 insiden saja,” tuturnya.
Staf Ahli Kementerian Kominfo Kalamullah Ramli mengatakan masalah cyber crime sudah sedemikian panas dan kompleks sehingga perlu penanganan serius.
Adapun, Direktur Telekomunikasi Kemenkominfo Ismail Ahmad mengeluhkan lambannya proses pengadaan perangkat server untuk menangkal serangan cyber.
“Setelah diajukan, biasanya baru tiga tahun perangkat dan server bisa diadakan, sementara tingkat gangguannya sudah berbeda lagi dan lebih meningkat,” katanya. [zn/mrdk]