RANCAH POST – Rokok berbahaya bagi kesehatan. Tetapi, banyak pihak berdalih tentang manfaat yang dihasilkan dari industri rokok salahsatunya adalah sebagai penghasil pajak terbesar dan keprihatinan kepada para petani tembakau jika industri rokok sampai dihentikan.
Solusi sederhana untuk mengatasi keadaan tersebut adalah melakukan diversifikasi produk olahan tembakau. Sebab, banyak olahan lain berbahan dasar tembakau yang lebih bermanfaat seperti pestisida, kosmetik, obat bius lokal, dan pengencang kulit.
Berangkat dari masalah ini, maka Fakultas Pertanian Universitas Jember (Unej) bekerjasama dengan Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Komisariat Daerah Jember mengadakan seminar nasional bertema Diversifikasi Produk Tembakau Non Rokok, belum lama ini.
Ahli tembakau dari Unej Josi Ali Arifandi menjelaskan, potensi tembakau Indonesia sebagai pestisida, bahkan dalam bentuk nikotin tartrat dapat digunakan sebagai obat.
Tembakau tidak selalu berkonotasi negatif sebagai penyebab kanker. Ternyata tanaman tersebut dapat pula menghasilkan protein antikanker yang berguna bagi penderita kanker, sebagaimana temuan Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Arief Budi Witarto, ujar Josi, seperti dinukil dari laman Unej, Kamis (16/5/2013).
Dia pun membeberkan hasil penelitiannya terhadap 18 varietas tembakau lokal. Dari berbagai jenis tembakau tersebut, lanjutnya, varietas Genjah kenongo dapat menjadi penghasil protein penting Growth Colony Stimulating Factor (GCSF).
Prospek pengolahan tembakau menjadi obat cukup cerah mengingat hasil tembakau kita yang berlimpah. Untuk itu diperlukan sistem operasional teknis tata kelola hubungan antar komponen pemangku kepentingan pertembakauan yang sinergis dan cerdas sesuai dengan mandat dan perannya, tuturnya