RANCAH POST – Ledakan yang muncul di pabrik pupuk Texas, Amerika Serikat (AS) diberitakan menewaskan banyak orang. Wali Kota West mengatakan, ledakan itu serupa dengan ledakan bom nuklir.
Menurut Badan Survei Geologi AS, terjadi getaran sebesar 2,1 Skala Richter usai ledakan maut itu berlangsung. Ledakan itu sangat kuat hingga merubuhkan bangunan yang ada di dekat pabrik pupuk tersebut. Dengan munculnya getaran yang kuat, ledakan pupuk itupun dipandang sama dengan ledakan uji coba bom nuklir.
“Ini seperti bom ledakan bom nuklir,” ujar Wali Kota West Tommy Muska, seperti dilansir CNN, Kamis (18/4/2013).
Jumlah korban yang tewas dalam insiden ini juga simpang siur. Pada awalnya, media memberitakan ada 70 orang yang tewas dalam ledakan di pabrik itu. Namun Polisi hanya mengatakan bahwa jumlah korban yang tewas kurang lebih 15 orang, sementara itu 160 orang terluka.
Departemen Keamanan Publik di Texas juga mengaku tidak bisa mengonfirmasi jumlah korban ledakan itu. Dalam semenit, korban dikabarkan bisa bertambah.
Aparat keamanan juga belum bisa mengkonfirmasi, apa penyebab dari ledakan maut itu. Seorang anggota kepolisian Texas mengaku bahwa dirinya baru pertama kali melihat ledakan mengerikan ini.
Negeri Paman Sam kini benar-benar menghadapi masalah besar. Pada Senin lalu, bom meledak di pertandingan maraton Boston, lalu muncul pula isu pengiriman surat beracun ke Presiden Barack Obama dan seorang senator.
Meski demikian, muncul pula dugaan-dugaan seputar ledakan di Texas. Ledakan besar itu muncul menjelang peringatan 20 tahun konfrontasi Biro Penyelidik Federal (FBI) di Waco, Texas, dengan militan bersenjata Branch Davidians (Ranting Daud).
Organisasi keagamaan tersebut berisikan anggota-anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang dikucilkan pada dekade 1930an. Pada 19 April 1993, FBI mengakhiri operasi pengepungan terhadap organisasi tersebut. Pengepungan itu berakhir dengan peristiwa kebakaran yang menewaskan 76 orang anggota Ranting Daud.